Social Icons

Pages

Recent Post

Kamis, 18 November 2010

Bercermin pada Ibunda Hajar

Allah Maha Pengasih Maha Penyayang, menjadikan segala kehendaknya sebagai takdir terbaik bagi hamba-hambaNya…

Idul Adha hari besar umat Islam…di dalamnya tersirat makna dari sebuah sejarah hidup keluarga Ibrahim yang hanif, seorang kekasih Allah. Semoga Allah merahmati keluarga beliau. Semoga kita dapat mencontoh perjuangan, sepakterjang dan ketaatan keluarga Ibrahim kepada Allah.

Saya gereskan sedikit catatan, semoga kita sebagai seorang muslimah bisa mengambil ibroh atau hikmah dari setiap peristiwa yang dialami oleh ibunda Hajar. Kisah ibunda hajar memberikan sebuah pecerahan bagi kaum hawa, inilah jalan Allah menjadikan kisah terdahulu sebagai cerminan, tauladan serta acuan bagi kita sebagi wanita yang berusahan menegakan titah-titah Rabb kita.

Seorang ibunda Ismail yang hanif meletakan Ketaatan kepada Allah, Rabb tercinta di atas segala cinta…cintanya kepada suami tak sebanding dengan cintanya kepada Allah. Terbukti saat Hajar baru melahirkan anak yang didambakan sekian lama, Ismail kecil harus jauh dari sang ayah Ibrahim. Hati kecil tak kuasa Ibrahim berjauhan dengan anak yang disayangi dan istri yang dicintai di tengah daerah yang gersang. Tatap sedih seorang hajar ketika akan ditinggalkan suami, Hajar bertanya pada suami yang ia cinta…”wahai suami ku sayang, kenapa kau meninggalkan aku dan anak kita di tempat yang gersang ini?”…sedikitpun Ibrahim tak bisa berkata, lalu Hajar bertanya lagi… “wahai suami ku sayang, kenapa kau meninggalkan aku dan anak kita di tempat yang amat gersang ini?”…sekali lagi Ibrahim tak kuasa menyampaikan perintah Allah agar menempatkan Istri dan anaknya di tempat yang kini menjadi tempat yang amat dirindukan umat islam dari seluruh penjuru dunia, dengan penuh kelembutan, keridhoan dan keikhlasan yang mengalir deras, Hajar bertanya pada Ibrahim…”Wahai suami ku sayang, apakah ini perintah dari Rabb kita?, Jika Ya maka tinggalkanlah aku, sungguh aku Ridho jika ini perintah Allah. Allah tak akan menelantarkan hambaNya”…Subhanallah inilah bukti cinta tertinggi seorang istri menjadikan Allah segalanya. Ibrahim dengan penuh keyakinan meninggalkan seorang istri dan anak yang di cintai, menitipkan pada Rabbnya agar tempat gersang itu menjadi tempat yang gemar di kunjungi orang dan di berkahi oleh buah-buahan yang melimpah ruah.

Tatap Hajar pada bayang pundak Ibrahim dari arah belakang, perlahan bayangnya mengecil dan menghilang…Betapa cemas, betapa bimbang seorang Ibu Ismail saat anak kecilnya menangis. Betapa hausnya si kecil, betapa hausnya…Seorang ibu berlari dari satu bukit kebukit lain, bimbang, resah, cemas…”Ya Allah dimanakah air, Ya Allah dimanakah air yang bisa ku teguk bersama anak ku”. Berlari dari bukit Safa dan Marwa, terus berlari, berbolak-balik terus berlari…Allah berkehendak air memancar dari kaki ismail kecil, bukan dari jejak-jejak yang Hajar lewati.

Bukti perjuangan Ibunda hajar tak hanya sampai di situ, Saat datang perintah Allah untuk menyembelih Ismail kecil, dalam mimpi Ibrahim “Anaku, aku bermimpi Allah memerintahkan aku untuk menyembelih mu, bagaimana pendapat mu?”…Ismail kecil tak berkata selain kalimat “Jika ini perintah Allah, maka laksanakanlah”…Datanglah setan menggoda keluarga Ibrahim. Namun tak sedkitpun terusik untuk menunda bahkan tak melaksanakan perintah Allah…jadilah sebuah ritual spiritual yang kita laksanakan bersama oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Keberkahan menyertai keluarga Ibrahim…

Hajar mengikhlaskan anaknya…namun kehendak Allah lain…telah terbukti ketaatan keluarga Ibrahim…Allah memerintahkan Ismail untuk digantikan dengan seekor kambing…

Maha Kuasa Allah di atas segala-galanaya…jadilah keluarga seperti keluarga Ibrahim…jadilah wanita yang mentauladai Ibunda Hajar…Sungguh sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita saleha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar